Kamis, 26 November 2015

Manusia

"Kesalahan dan kegagalan itu membuktikan kita adalah manusia"

"Bangkit dan menjadi lebih baik dari kesalahan dan kegagalan itu membuktikan kita adalah manusia yang berkualitas"

Baja, Batu, Pohon, Air dan Angin


Ibarat Baja, semakin panas dan semakin keras ditempa
semakin kuat dan tajam pedang yang dihasilkan

Seperti Batu, yang hancur ketika dipukul
tinggal digosok dan di emban jadilah akik berharga

Layaknya Pohon, ketika dipukul atau dilempar batu
jatuhlah buah yang sudah ranum, dan hanya yang ranum saja

Bagaikan Air, sebesar apapun beban engkau jatuhkan
ia tak pedulikan tetap mengalir ke tujuan

Bak Angin yang berhembus, sekuat apapun engkau memukul
tak pernah sekalipun pukulanmu mengenainya

Selasa, 12 Oktober 2010

300 dan 10 November #1

Suatu ketika saya menonton sebuah film yang sangat menarik, sebuah film yang begitu heroik, sebuah film yang menggugah semangat saya…. Semangat yang saya rasakan dalam hati, dalam jiwa, dalam aliran darah saya. Ketika menonton film itu, darah saya mengalir deras, melihat para prajurit yang tak gentar menghadapi musuh yang jauh berlipat2 jumlahnya. Sebuah film yang membuat saya teringat pada peristiwa, kejadian nyata, sebuah peristiwa sejarah dalam lembaran hidup bangsa Indonesia. Film itu mengingatkan saya pada pertempuran 10 November tahun 1945 Pertempuran yang sekarang diperingati dengan Hari Pahlawan setiap tahunnya. Film itu adalah "300", ya… film "Three Hundred".

Film yang mengisahkan tentang pasukan pemberani, pasukan terpilih, pasukan yang tak takut mati, pasukan yang begitu cintanya pada negerinya….Spartan. Dan jumlah pasukan itu hanya tiga ratus…..yang harus menghadapi invasi Persia. Negara adikuasa pada jamannya. Memiliki pasukan yang tak terhitung jumlahnya, memiliki tentara yang menaklukkan banyak negeri2. Negara super power yang ingin menguasai seluruh dunia. Sebuah Negara yang memiliki wilayah hampir separo dunia. Sedangkan Spartan….? Hanya Negara kecil dipinggiran Yunani. Negara yang diatas kertas dapat dilibas habis oleh kekuatan Persia. Layaknya sebuah sekoci yang diamuk badai, begitu kecil, begitu tidak berdaya rasanya………



Namun, beruntunglah negeri itu mempunyai pemimpin, mempunyai raja yang bijaksana. Raja yang begitu cintanya pada rakyatnya, raja yang mempunyai semangat, etos kerja, kemampuan dan wibawa yang telah dididik dari kanak2 hingga dewasa. Seorang raja yang ketika masih usia belia telah diuji, dilatih, dan dilepaskan ke alam bebas agar bertahan, agar tak kenal rasa takut, agar tak kenal kata menyerah, agar tak kenal kata mundur. Meskipun seekor serigala bengis, besar, dan lapar menghadang, namun bukan rasa takut yang dirasa, bukan kata mundur tercipta, bukan menyerah kalah. Tetapi justru situasi seperti itulah membuat seluruh inderanya menajam, semangatnya menyala2, pikirannya fokus dan akhirnya dapat mengalahkan srigala itu.

Leonnidas namanya.
Sehingga walaupun tidak disetujui oleh para sesepuh, tetua kerajaan, para anggota dewan tidak mau mengerahkan pasukannya, hal itu tidak membuatnya mundur. Dia hanya ditemani tiga ratus pasukannya, dengan gagah berani, berangkat menghadang dasyatnya pasukan Persia.


Akhirnya,…. Jelas…. Kalahlah…pasukan itu, hancurlah mereka, matilah Leonnidas. Namun kekalahan, kehancuran, dan kematian mereka tidak segitu mudahnya. Kekalahan, kehancuran dan kematian mereka harus melewati sebuah perjuangan luar biasa, menurut saya. Pasukan ini dengan strategi yang sangat cerdik mampu menghalau besarnya pasukan Persia sehingga harus melalui celah kecil untuk masuk ke negeri Spartan. Sebuah jalan sempit yang dikelilingi tebing curam, jalan yang membuat pasukan besar Persia tak dapat lewat semuanya. Jalan yang seperti corong, yang dapat menampung jumlah besar dalam masukannya tetapi sedikit sekali ketika keluarnya. Jalan ini menyebabkan pasukan besar Persia menjadi tidak berarti, karena mereka harus maju dalam jumlah sedikit2, tidak bisa bersamaan karena tidak muat. Dalam celah inilah pasukan Leonnidas bertahan dan menyerang. Seluruh pasukan Persia yang datang tak mampu mengalahkannya. Mulai dari pasukan biasa yang dikerahkan, pasukan yang disertai dengan "hewan-hewan dari neraka", pasukan yang didatangkan dari seluruh penjuru dunia bahkan termasuk para dukun, ahli santet, para penyihir tak mampu mengalahkan Leonnidas dan pasukannya. Bahkan pasukan elit, pasukan terkuat yang dimiliki Persia tak mampu memukul mundur!!!! Luar biasa…!!!

Namun, karena ada salah seorang penduduk yang berkhianat, menyebabkan pasukan Leonnidas dapat dikepung dari depan dan dibelakang. Inilah penyebab kekalahannya, seorang penduduk yang awalnya ingin bergabung, berjuang bersama, melawan pasukan Persia, tetapi karena fisiknya yang tidak sempurnya ia ditolak oleh Leonnidas. Dengan fisik yang bongkok itu, ia akan menjadi celah kelemahan bagi seluruh pasukan, maka ia diminta untuk tidak bertempur melainkan agar membawakan air, merawat yang luka dan membantu persiapan perang. Dalam benaknya itu merupakan hinaan bagi dirinya. Cercaan karena dianggap tidak mampu untuk bertempur. Marahlah ia, murkalah emosinya, sehingga ia menghujat, sumpah serapah kepada Leonnidas. Hal itulah yang membuat ia membelot ke pasukan Persia, karena disana ia begitu dihargai, seluruh permintaanya terpenuhi. Dan sebagai gantinya ia harus menunjukkan jalan rahasia agar pasukan Persia dapat mengepung Leonnidas dan membunuhnya.!!!


Kematian Leonnidas dan pasukannya bukannya tanpa arti. Dengan kematian mereka malah menyulut semangat para pasukan di seluruh negeri. Kematian mereka seperti pemicu yang siap meledakkan sebuah bom dahsyat. Kematian mereka membuka mata, membuka hati, membuka jiwa-jiwa setiap pasukan. Tidak hanya di Spartan bahkan sampai ke Yunani. Sehingga sekarang tidak hanya TIGA RATUS pasukan saja yang menghadapi pasukan Persia namun ribuan bahkan puluhan ribu pasukan Spartan dan Yunani yang akan menghadapi pasukan Persia!!!!!!!



Masih ada lanjutannya…………………. Tentang pertempuran 10 November……….. jo lali lho………

Senin, 04 Oktober 2010

Ceguken = tambah gedhe…???

Disebabkan karena kebanyakan makanan yang masuk diperut sehingga menyebabkan udara yang didalam perut tertekan dan berusaha keluar. Secara umum perut berisi 3 macam yaitu; air, udara dan makanan. Krn kebanyakan makanan yang masuk maka yang terdesak adalah udara dalam perut, udara ini tertekan shg “memaksa” untuk keluar. Sehingga terjadilah yang namanya ceguken.

Lalu apa hubungannya dengan tambah gedhe??
Orang tua qt dl sering bilang gitu kan klo pas ceguken. “Iku tandane rep tambah gedhe”, ya jelas lah… ceguken = kebanyakan makan = cepat tambah besar. Apalagi dalam masa2 pertumbuhan. Tentu banyak makan akan sangat membantu dalam pertumbuhan.

Bagaimana mengatasi??
Menurut orang tua dulu, qt minum yang hangat2… tapi klo saya rasakan itu kurang efektif.. hanya menambah ceguken aja.. soalnya klo qt minum air hangat brarti menambah makanan yg masuk dan berarti semakin banyak udara yg tertekan dan semakin ceguken. Menurut beberapa literature, makan daun mint sangat efektif utk meredakan ceguken. (tapi le tuku nangdi daun mint) (makan permen mint sama gak ya??)
Tapi menurut saya yg efektif dan efisien adalah minum teh secang, air jahe atau wedang uwuh khas imogiri. Memang sich akan menambah air yang masuk, namun rasa hangat yang ditimbulkan secang, jahe, dan wedang uwuh akan sangat membantu dalam keluarnya udara dari perut, Bisa berupa sendawa atau kentut… maka ceguken akan mereda. Selain itu rasa hangat akan membuat perut merasa lapar lagi…. Maka kepengen makan lagi. So setuju kan klo ceguken tandane rep tambah gedhe???? Hehehhee….

Lalu bgmn agar tetep tambah gedhe namun gan ceguken???
Ya... ikuti saran Nabi, "Makanlah setelah lapar dan berhentilah sebelum kenyang"

Jumat, 16 Juli 2010

Pernyataan Sikap

Sekitar satu bulan yg lalu saya mulai meninggalkan fa*****k, alesannya ya krn dalam social network itu malah menghina teladan dan keyakinan saya. Jadi tidak ada alesan lagi utk bertahan di social network terbesar didunia itu, penggunanya mencapai sekitar 400 jt sekarang. Yang bila diwujudkan dalam sebuah Negara maka menjadi Negara terbesar ketiga setelah China dan India…. Dan satu tingkat diatas Indonesia. Hebat kan??? Dasyatnya lagi, baru2 ini social network tersebut akan membuat movienya, dan trillernya sudah beredar di youtube. Tp krn teladan dan keyakinan saya diinjak2, dilecehkan dan dihina maka sejak sebulan yang lalu saya mendelete akun saya.

Pada awalnya memang agak berat ya, krn udah banyak teman, yang dari SD, SMP, SMA bahkan sampai kuliah ada disana. Berpisah dengan teman2 yang jarang ketemu dan kemudian dipertemukan disocial network semacam itu. Tentu sungguh senang dan bahagia, share ilmu, berbagi info, tahu kabar2 terbaru dari teman2 lama sungguh mempesona. Apa lagi ada info2 yg cukup menarik, tentang lowongan kerja, group sekolah atau organisasi, tentang keagamaan, game2 yang menarik juga, dan yang pasti bisa chatingan langsung disana. Memang banyak manfaat yang dapat diambil dari sana.

Namun kemudian social network tersebut membuat semacam acara yang menghina, menginjak2 dan melecehkan teladan, junjungan, panutan dan keyakinan saya. Maka dengan mantap akhirnya akun saya saya hapus. Semua teman2 saya remove, semua note, semua postingan, semua inbox, semua group, info lowongan kerja, forum/group yang saya ikuti saya remove. Satu yang membuat saya mantap meninggalkan itu semua. Yaitu ketika teladan, junjungan dan panutan saya ini mendekati ajalnya… ketika detik2 terakhir nafas beliau habis didunia yang salah satu yang terucap dari bibir beliau adalah “Ummati….ummati…ummati…” (umatku…umatku…umatku..). yang menunjukkan betapa cintanya beliau kepada umatnya… (yang InsyaAllah salah satunya adalah saya).

Begitu perhatiannya beliau sehingga yang dipikirkan adalah ummatnya (InsyaAllah saya salah satunya) bukan Khatidjah, istri yang selalu mendampingi beliau, yang menyelimuti dan menenangkan ketika mendapat wahyu pertama, menjadi salah seorang ASSABIQUNAL AWWALUN (yang pertama masuk islam), yang begitu setia mendampingi beliau berdakwah, hijrah hingga akhir hayatnya. Bukan pula Aisyah ra, salah satu istri beliau yg beliau cintai, yang rumah Aisyahlah tempat dimana beliau ini menghembuskan nafas terakhir, yang begitu banyak meriwayatkan hadist, yang begitu perhatiannya pada teladan saya ini, yang mendapat panggilan sayang KHUMAIRA…. Bukan sahabat2 beliau, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Khalid, Bilal dan sebagainya, yang selalu mendampingi beliau, yang membenarkan setiap perkataan beliau, yang menggantikan beliau ditempat tidur ketika musuh sudah mengepung dan akan masuk, yang menemani berdua menembus kepungan musuh dalam gelapnya malam utk hijrah ke madinah, yang menemani ketika bersembunyi dalam sebuah gua utk berlindung dalam kejaran musuh, yang rela memberikan harta, benda bahkan jiwa raga utk kepentingan dakwah.

Namun dalam detik2 terakhir bukan mereka yang disebut, tapi Ummati…ummati...ummati…. begitu cinta, dan perhatiannya beliau kepada saya…. karena itulah saya meninggalkan social network tersebut. Bukan apa2 namun sebagai bentuk rasa cinta dan perhatian saya terhadap teladan saya ini. Memang tidak seberapa dan efekknya juga gak akan seberapa namun setidak2nya hal itu yang dapat saya perbuat ketika social network tersebut menghina, menginjak2 dan melecehkan junjungan saya. Jika teladan saya itu begitu cintanya kepada saya, lantas apa tidak malu ketika saya mengikuti sebuah jejaring social yang justru menghina, menginjak2 dan melecehkan beliau??? Lantas jika suatu saat nanti bertemu dengan beliau… apa yang akan saya katakan??? Jadi dengan mantap saya mulai meninggalkan social network tersebut. Semoga barakah, mendapat ridho dan rahmat-Nya. Amin.

Langkah ini saya ambil atas kesadaran sendiri, bukan krn ikut2an teman2 yg jg banyak meninggalkannya, bukan jg krn baca dr blog seseorang bukan pula dari ancaman atau paksaan pihak2 tertentu. Memang mereka itu begitu menginspirasi namun segala keputusan ada ditangan saya dan dengan kesadaran sendiri saya mengambil langkah itu.

Lalu, dimana saya sekarang??? Sejak saat itu saya mulai bergabung ke Plurk, social network juga yang banyak teman2 saya juga disana…. Mengenai plurk kita bahas dalam episode selanjutnya ya….. untuk kali ini cukup sampai sekian, semoga ada manfaatnya. Amin.

Rabu, 14 Juli 2010

"Panggil Aku Tomo"..sebuah jalan untuk 'warming up'..

Panggil Aku Tomo


Panggil aku Tomo. Bukan karena aku seperti Bung Tomo, pejuang kemerdekaan Indonesia. Hanya saja, aku pun ingin menjadi ’pejuang’ di tanah air tercinta ini, yang para penjajah ’ghaib’ telah menanam ranjau-ranjau ’ghaib’ di setiap sudut negeri. Hanya saja, aku ingin berjuang membebaskan rakyat bangsa ini dari cengkeraman elang-elang pemikiran yang mengatasnamakan kebebasan. Meski aku tak hendak berbuat seperti Bung Tomo, mengangkat senjata di laga heroik yang berdarah-darah.. Tapi setiap hal kecil yang kucipta dengan hati, lisan, dan tangan ini, akan bermuara pada suatu laga heroik berbalut ridho dan keikhlasan. Dan setiap langkah kaki ini, hendak bermuara pada suatu telaga bernama jihad. Dan gelora jihad itu akan menjadi peluru-peluruku yang berdesing merdu. Bukan, bukan agar mereka menyebutku ’Bung Tomo’.. Tetapi, agar Allah ridho...

Panggil aku Tomo. Meski aku bukan penjual mie ayam Tomo di sudut pasar tikungan jalan, yang berpeluh setiap kali melayani pembeli. Yang tangannya terampil memainkan sumpit dan meliuk-liukkan berlembar-lembar mie. Yang telah berhasil menjadi ayah dan pemimpin yang sukses di mataku. Ya, dengan bermangkok-mangkok mie ayam yang tak lelah ia hidangkan, ia tak gagal menyekolahkan kedua anaknya hingga perguruan tinggi. Namun, suatu saat nanti aku akan mendapati semangat dan kegigihannya itu dalam setiap hembusan nafas, detak jantung, dan aliran darahku. Aku akan menjadi Tomo-Tomo lain yang dengan jalanku sendiri bertekad menjadi ayah dan pemimpin keluarga yang bertanggung jawab, yang dengan sepenuh keikhlasan menjadikan buah-buah hatiku orang yang berilmu.. Yang sepenuh kecintaan, menjadikan baiti jannati untuk meraih sakinah, mawaddah dan rohmah...

Panggil aku Tomo. Bukan karena aku siapa-siapa, tapi karena aku ’hanya’ seorang Tomo. Yang aku percaya, dengan segala keterbatasan ini, Allah masih lebih banyak mengaruniakan kelebihan. Maka, izinkan aku, seorang Tomo, memaksimalkan segala do’a dan ikhtiar mengarungi titian takdir diri dan terus menjadi muslim sejati.
Maka, panggil aku Tomo, agar aku selalu ingat untuk mengutamakan kebaikan.
Panggil aku Tomo, agar aku selalu berusaha untuk menjadi utama di mata Allah.
Dan panggillah aku Tomo...sebagai do’a agar aku beroleh keutamaan di dunia dan akhirat...



Tulisan ini dibuat oleh seorang kawan semasa smp dulu... saya minta untuk membuat tulisan tentang saya, dan inilah jadinya... yah.. krn saya lebih suka utk dipanggil tomo daripada panggilan yg laen... dan itu menjadi tulisan diatas.