Selasa, 12 Oktober 2010

300 dan 10 November #1

Suatu ketika saya menonton sebuah film yang sangat menarik, sebuah film yang begitu heroik, sebuah film yang menggugah semangat saya…. Semangat yang saya rasakan dalam hati, dalam jiwa, dalam aliran darah saya. Ketika menonton film itu, darah saya mengalir deras, melihat para prajurit yang tak gentar menghadapi musuh yang jauh berlipat2 jumlahnya. Sebuah film yang membuat saya teringat pada peristiwa, kejadian nyata, sebuah peristiwa sejarah dalam lembaran hidup bangsa Indonesia. Film itu mengingatkan saya pada pertempuran 10 November tahun 1945 Pertempuran yang sekarang diperingati dengan Hari Pahlawan setiap tahunnya. Film itu adalah "300", ya… film "Three Hundred".

Film yang mengisahkan tentang pasukan pemberani, pasukan terpilih, pasukan yang tak takut mati, pasukan yang begitu cintanya pada negerinya….Spartan. Dan jumlah pasukan itu hanya tiga ratus…..yang harus menghadapi invasi Persia. Negara adikuasa pada jamannya. Memiliki pasukan yang tak terhitung jumlahnya, memiliki tentara yang menaklukkan banyak negeri2. Negara super power yang ingin menguasai seluruh dunia. Sebuah Negara yang memiliki wilayah hampir separo dunia. Sedangkan Spartan….? Hanya Negara kecil dipinggiran Yunani. Negara yang diatas kertas dapat dilibas habis oleh kekuatan Persia. Layaknya sebuah sekoci yang diamuk badai, begitu kecil, begitu tidak berdaya rasanya………



Namun, beruntunglah negeri itu mempunyai pemimpin, mempunyai raja yang bijaksana. Raja yang begitu cintanya pada rakyatnya, raja yang mempunyai semangat, etos kerja, kemampuan dan wibawa yang telah dididik dari kanak2 hingga dewasa. Seorang raja yang ketika masih usia belia telah diuji, dilatih, dan dilepaskan ke alam bebas agar bertahan, agar tak kenal rasa takut, agar tak kenal kata menyerah, agar tak kenal kata mundur. Meskipun seekor serigala bengis, besar, dan lapar menghadang, namun bukan rasa takut yang dirasa, bukan kata mundur tercipta, bukan menyerah kalah. Tetapi justru situasi seperti itulah membuat seluruh inderanya menajam, semangatnya menyala2, pikirannya fokus dan akhirnya dapat mengalahkan srigala itu.

Leonnidas namanya.
Sehingga walaupun tidak disetujui oleh para sesepuh, tetua kerajaan, para anggota dewan tidak mau mengerahkan pasukannya, hal itu tidak membuatnya mundur. Dia hanya ditemani tiga ratus pasukannya, dengan gagah berani, berangkat menghadang dasyatnya pasukan Persia.


Akhirnya,…. Jelas…. Kalahlah…pasukan itu, hancurlah mereka, matilah Leonnidas. Namun kekalahan, kehancuran, dan kematian mereka tidak segitu mudahnya. Kekalahan, kehancuran dan kematian mereka harus melewati sebuah perjuangan luar biasa, menurut saya. Pasukan ini dengan strategi yang sangat cerdik mampu menghalau besarnya pasukan Persia sehingga harus melalui celah kecil untuk masuk ke negeri Spartan. Sebuah jalan sempit yang dikelilingi tebing curam, jalan yang membuat pasukan besar Persia tak dapat lewat semuanya. Jalan yang seperti corong, yang dapat menampung jumlah besar dalam masukannya tetapi sedikit sekali ketika keluarnya. Jalan ini menyebabkan pasukan besar Persia menjadi tidak berarti, karena mereka harus maju dalam jumlah sedikit2, tidak bisa bersamaan karena tidak muat. Dalam celah inilah pasukan Leonnidas bertahan dan menyerang. Seluruh pasukan Persia yang datang tak mampu mengalahkannya. Mulai dari pasukan biasa yang dikerahkan, pasukan yang disertai dengan "hewan-hewan dari neraka", pasukan yang didatangkan dari seluruh penjuru dunia bahkan termasuk para dukun, ahli santet, para penyihir tak mampu mengalahkan Leonnidas dan pasukannya. Bahkan pasukan elit, pasukan terkuat yang dimiliki Persia tak mampu memukul mundur!!!! Luar biasa…!!!

Namun, karena ada salah seorang penduduk yang berkhianat, menyebabkan pasukan Leonnidas dapat dikepung dari depan dan dibelakang. Inilah penyebab kekalahannya, seorang penduduk yang awalnya ingin bergabung, berjuang bersama, melawan pasukan Persia, tetapi karena fisiknya yang tidak sempurnya ia ditolak oleh Leonnidas. Dengan fisik yang bongkok itu, ia akan menjadi celah kelemahan bagi seluruh pasukan, maka ia diminta untuk tidak bertempur melainkan agar membawakan air, merawat yang luka dan membantu persiapan perang. Dalam benaknya itu merupakan hinaan bagi dirinya. Cercaan karena dianggap tidak mampu untuk bertempur. Marahlah ia, murkalah emosinya, sehingga ia menghujat, sumpah serapah kepada Leonnidas. Hal itulah yang membuat ia membelot ke pasukan Persia, karena disana ia begitu dihargai, seluruh permintaanya terpenuhi. Dan sebagai gantinya ia harus menunjukkan jalan rahasia agar pasukan Persia dapat mengepung Leonnidas dan membunuhnya.!!!


Kematian Leonnidas dan pasukannya bukannya tanpa arti. Dengan kematian mereka malah menyulut semangat para pasukan di seluruh negeri. Kematian mereka seperti pemicu yang siap meledakkan sebuah bom dahsyat. Kematian mereka membuka mata, membuka hati, membuka jiwa-jiwa setiap pasukan. Tidak hanya di Spartan bahkan sampai ke Yunani. Sehingga sekarang tidak hanya TIGA RATUS pasukan saja yang menghadapi pasukan Persia namun ribuan bahkan puluhan ribu pasukan Spartan dan Yunani yang akan menghadapi pasukan Persia!!!!!!!



Masih ada lanjutannya…………………. Tentang pertempuran 10 November……….. jo lali lho………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar